10. Claudio Gentile
Dalam bahasa Indonesia, Gentile dapat diterjemahkan ke dalam kata 'sopan' atau 'menyenangkan', sifat-sifat yang tak pernah ditunjukkan sekali pun oleh sang mantan bek ini di lapangan sepakbola.
Peraih Piala Dunia 1982 bersama Italia ini suka menendang Diego Maradona di turnamen tersebut. Ia juga terkenal karena merobek kaus legenda Brasil, Zico, menyandung Kevin Keegan di sebuah acara penyerahan penghargaan, serta terbiasa menggores pemain lawan dengan kuku tangannya saat 'membantu' mereka berdiri, setelah menjatuhkan mereka tentu saja.
"Jika Anda pergi ke toilet, Gentile akan setia mengikuti Anda ke sana," komentar eks striker Argentina, Mario Kempes, yang pernah mendapat pengawalan ketat dari pemain tak kenal ampun itu.
9. Philipp Lahm
Satu contoh lain keindahan bilingual. Nama belakang kapten Bayern Muenchen dan Jerman ini berarti 'lame' (lemah) atau 'sluggish' (lamban) dalam bahasa Inggris. Fans sepakbola Jerman pasti mengerti mengapa titel yang cenderung negatif itu sama sekali tak sesuai untuk menggambarkan efisiensi, kepercayaan diri, dan adaptabilitas sang full-back yang telah sering memimpin klubnya ke tangga juara di kompetisi domestik dan melaju hingga final Liga Champions 2009/10.
8. Norman Conquest
Menyandang nama tersebut, banyak hal yang harus dibuktikan eks kiper Australia ini. Tiga tahun mengawal mistar gawang Socceroos membuahkan 11 caps antara 1947-1950, tapi ia justru populer karena gagal saat berusaha melakukan pencapaian ala William the Conqueror (penakluk sekaligus mantan Raja Inggris) dengan berdiri sebagai orang terakhir di garis pertahanan Australia XI yang kalah 17-0 dari timnas Inggris perwakilan FA pada tahun 1951.
7. Danny Invincibile
Dengan nama yang lebih terdengar seperti seorang pahlawan super ketimbang pesepakbola, Anda pasti mengharapkan catatan gol dahsyat dari penyerang kelahiran Australia ini.
Namun, nyatanya ia terbukti rapuh. Invincibile akrab dengan cedera di musim pertamanya di Kilmarnock --klub yang paling lama dibelanya-- sebelum akhirnya memperoleh kans bermain di tim utama dengan catatan hanya satu gol dari enam pertandingan dalam kurun waktu delapan tahun.
Dilepas Kilmarnock pada Januari silam, pemain 32 tahun itu ditampung oleh St. Johnstone yang kemudian mempersilakannya pergi di akhir musim 2010/11.
6. Rod Fanni
Fanny boleh saja berarti bokong dalam istilah slang Amerika, tapi performa bek sayap asal Prancis itu di lapangan menunjukkan ia sama sekali jauh dari kesan jelek sehingga membuatnya mencatat sejumlah caps bersama timnas plus diminati sederet klub elite Eropa dalam beberapa bursa transfer terakhir. Fakta bahwa nama depannya adalah Rod (batang) kian menambah ironi.
5. Rene Houseman
Rene Orlando Houseman, legenda Huracan dan mantan sayap kanan tim nasional Argentina, mempunyai nama belakang yang mungkin membuat Anda menganggap eks bintang sepakbola di Amerika Selatan ini adalah sosok pendiam, suka duduk-duduk di beranda rumah bersama istrinya pada sore hari, atau melihat anak-anaknya bermain.
Tapi kenyataannya tak begitu. Karier Houseman tergolong singkat karena ia lebih mengutamakan pesta dibanding sepakbola, dan memperoleh reputasi sebagai pencinta judi, doyan main wanita, dan sering mabuk-mabukan.
4. Carlos Costly
Kendati memiliki nama belakang yang barangkali membuatnya bisa berdiri sejajar dengan pemain-pemain mahal di Inggris seperti Andy Carroll atau Fernando Torres, satu-satunya momen ketika striker Honduras ini dekat dengan 'dana besar' hanyalah masa peminjaman singkat di Birmingham City --waktu itu masih berkiprah di Divisi Championship-- yang tak pernah dijadikan permanen.
Honduras sempat berharap banyak pada sang ujung tombak di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, namun cedera menghadangnya turun, dan itu terbukti amat merugikan negaranya, yang tak berhasil membukukan sebiji gol pun.
3. Kaka
Kalau dilafalkan dalam bahasa Italia, nama panggilan sang playmaker terdengar serupa dengan kata bermakna sesuatu yang perlu dibuang oleh manusia sehingga mesti pergi ke toilet selama beberapa menit.
Menyorot hal ini, bekas direktur teknik Juventus, Luciano Moggi, pernah bergurau dengan mengatakan tak akan pernah membeli seorang pemain yang berpotensi tampil sejelek arti namanya. Guyonan Moggi langsung terbungkam begitu pemain Brasil tersebut menyabet Ballon d'Or 2007 waktu masih memperkuat Milan.
2. Danny Diver
Bisa menebak posisi apa yang ditempati figur yang sudah pensiun ini semasa bermain? Benar, striker. Terlahir di Paisley, Skotlandia, sang bomber menikmati kesuksesan sepanjang kariernya sebagai pemain profesional bersama banyak klub.
Meski punya nama belakang yang akan membuat wasit mana pun mewaspadai tipu muslihatnya bahkan sebelum pertandingan digelar, Diver nyatanya merupakan striker yang hebat sekaligus subur dalam urusan mencetak gol. Hal yang bagus baginya karena dapat menepis nama belakang yang memberikan imej jelek.
1. Dominique Dropsy
'Unggul' tipis atas Diver guna menempati peringkat pertama, kiper Prancis, Dominique Dropsy, adalah contoh menakjubkan lain pada kasus pikiran versus kenyataan untuk menepis nama belakang yang berkesan jelek.
Anda akan kesulitan mencari nama yang lebih buruk lagi untuk seorang penjaga gawang. Namun, berlawanan dengan namanya, mantan kiper Strasbourg ini berhasil menembus skuad Prancis di Piala Dunia 1978, bareng legenda sepakbola yang sekarang menjabat presiden UEFA, Michel Platini.
Honourable mentions
Danny Boffin (Belgia) – Winger: Sebuah nama yang menyiratkan kelebihan di sisi akademis -- boffin (sarjana), sesuatu yang cukup jarang dimiliki pesepakbola.
Zander Diamond (Aberdeen) – Bek tengah: Nama belakangnya benar-benar tak mendeskripsikan banderol harganya yang murah.
Ciro Immobile (Juventus) – Striker: Penyerang lambat dan canggung ini benar-benar sesuai dengan namanya.
Stephen Ireland (Aston Villa) – Gelandang: Tak lagi bermain untuk Republik Irlandia setelah pertikaian sengit dengan beberapa bos tim nasional. Menegaskan lebih memilih "menembak diri sendiri" daripada tinggal di negara kelahirannya.
Perry Kitchen (D.C. United) – Bek: Mungkin seharusnya dia menjadi koki saja.
Gol Gol Mebrahtu (Gold Coast United) - Striker: Walau punya nama menjanjikan, striker malang ini sama sekali belum pernah mencetak satu pun gol di Liga Australia.
Logan Pause (Chicago Fire) – Gelandang: Pemain tengah yang terkenal dengan gaya mainnya yang energik.
Jason Scotland (St. Johnstone) – Striker: Lama bermain di divisi utama Liga Skotlandia dan bisa saja mematenkan posisi starter di tim nasional Skotlandia... kalau saja ia tak lahir di Trinidad & Tobago.
Danny Shittu (QPR) – Bek: Sebenarnya lumayan bagus.
Ricardo Virtuoso (Columbus Crew) - Gelandang: Tak sejago kesan yang diberikan namanya, pemain 27 tahun ini masih berstatus tanpa klub sejak dilepas pada 2008.
Georgie Welcome (Monaco) – Striker: Penyerang asal Honduras ini bergabung dengan Monaco pada Januari lalu, beberapa bulan sebelum klub tersebut terdegradasi dan tak disambut lagi di Ligue 1 musim depan.
Dalam bahasa Indonesia, Gentile dapat diterjemahkan ke dalam kata 'sopan' atau 'menyenangkan', sifat-sifat yang tak pernah ditunjukkan sekali pun oleh sang mantan bek ini di lapangan sepakbola.
Peraih Piala Dunia 1982 bersama Italia ini suka menendang Diego Maradona di turnamen tersebut. Ia juga terkenal karena merobek kaus legenda Brasil, Zico, menyandung Kevin Keegan di sebuah acara penyerahan penghargaan, serta terbiasa menggores pemain lawan dengan kuku tangannya saat 'membantu' mereka berdiri, setelah menjatuhkan mereka tentu saja.
"Jika Anda pergi ke toilet, Gentile akan setia mengikuti Anda ke sana," komentar eks striker Argentina, Mario Kempes, yang pernah mendapat pengawalan ketat dari pemain tak kenal ampun itu.
9. Philipp Lahm
Satu contoh lain keindahan bilingual. Nama belakang kapten Bayern Muenchen dan Jerman ini berarti 'lame' (lemah) atau 'sluggish' (lamban) dalam bahasa Inggris. Fans sepakbola Jerman pasti mengerti mengapa titel yang cenderung negatif itu sama sekali tak sesuai untuk menggambarkan efisiensi, kepercayaan diri, dan adaptabilitas sang full-back yang telah sering memimpin klubnya ke tangga juara di kompetisi domestik dan melaju hingga final Liga Champions 2009/10.
8. Norman Conquest
Menyandang nama tersebut, banyak hal yang harus dibuktikan eks kiper Australia ini. Tiga tahun mengawal mistar gawang Socceroos membuahkan 11 caps antara 1947-1950, tapi ia justru populer karena gagal saat berusaha melakukan pencapaian ala William the Conqueror (penakluk sekaligus mantan Raja Inggris) dengan berdiri sebagai orang terakhir di garis pertahanan Australia XI yang kalah 17-0 dari timnas Inggris perwakilan FA pada tahun 1951.
7. Danny Invincibile
Dengan nama yang lebih terdengar seperti seorang pahlawan super ketimbang pesepakbola, Anda pasti mengharapkan catatan gol dahsyat dari penyerang kelahiran Australia ini.
Namun, nyatanya ia terbukti rapuh. Invincibile akrab dengan cedera di musim pertamanya di Kilmarnock --klub yang paling lama dibelanya-- sebelum akhirnya memperoleh kans bermain di tim utama dengan catatan hanya satu gol dari enam pertandingan dalam kurun waktu delapan tahun.
Dilepas Kilmarnock pada Januari silam, pemain 32 tahun itu ditampung oleh St. Johnstone yang kemudian mempersilakannya pergi di akhir musim 2010/11.
6. Rod Fanni
Fanny boleh saja berarti bokong dalam istilah slang Amerika, tapi performa bek sayap asal Prancis itu di lapangan menunjukkan ia sama sekali jauh dari kesan jelek sehingga membuatnya mencatat sejumlah caps bersama timnas plus diminati sederet klub elite Eropa dalam beberapa bursa transfer terakhir. Fakta bahwa nama depannya adalah Rod (batang) kian menambah ironi.
5. Rene Houseman
Rene Orlando Houseman, legenda Huracan dan mantan sayap kanan tim nasional Argentina, mempunyai nama belakang yang mungkin membuat Anda menganggap eks bintang sepakbola di Amerika Selatan ini adalah sosok pendiam, suka duduk-duduk di beranda rumah bersama istrinya pada sore hari, atau melihat anak-anaknya bermain.
Tapi kenyataannya tak begitu. Karier Houseman tergolong singkat karena ia lebih mengutamakan pesta dibanding sepakbola, dan memperoleh reputasi sebagai pencinta judi, doyan main wanita, dan sering mabuk-mabukan.
4. Carlos Costly
Kendati memiliki nama belakang yang barangkali membuatnya bisa berdiri sejajar dengan pemain-pemain mahal di Inggris seperti Andy Carroll atau Fernando Torres, satu-satunya momen ketika striker Honduras ini dekat dengan 'dana besar' hanyalah masa peminjaman singkat di Birmingham City --waktu itu masih berkiprah di Divisi Championship-- yang tak pernah dijadikan permanen.
Honduras sempat berharap banyak pada sang ujung tombak di Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, namun cedera menghadangnya turun, dan itu terbukti amat merugikan negaranya, yang tak berhasil membukukan sebiji gol pun.
3. Kaka
Kalau dilafalkan dalam bahasa Italia, nama panggilan sang playmaker terdengar serupa dengan kata bermakna sesuatu yang perlu dibuang oleh manusia sehingga mesti pergi ke toilet selama beberapa menit.
Menyorot hal ini, bekas direktur teknik Juventus, Luciano Moggi, pernah bergurau dengan mengatakan tak akan pernah membeli seorang pemain yang berpotensi tampil sejelek arti namanya. Guyonan Moggi langsung terbungkam begitu pemain Brasil tersebut menyabet Ballon d'Or 2007 waktu masih memperkuat Milan.
2. Danny Diver
Bisa menebak posisi apa yang ditempati figur yang sudah pensiun ini semasa bermain? Benar, striker. Terlahir di Paisley, Skotlandia, sang bomber menikmati kesuksesan sepanjang kariernya sebagai pemain profesional bersama banyak klub.
Meski punya nama belakang yang akan membuat wasit mana pun mewaspadai tipu muslihatnya bahkan sebelum pertandingan digelar, Diver nyatanya merupakan striker yang hebat sekaligus subur dalam urusan mencetak gol. Hal yang bagus baginya karena dapat menepis nama belakang yang memberikan imej jelek.
1. Dominique Dropsy
'Unggul' tipis atas Diver guna menempati peringkat pertama, kiper Prancis, Dominique Dropsy, adalah contoh menakjubkan lain pada kasus pikiran versus kenyataan untuk menepis nama belakang yang berkesan jelek.
Anda akan kesulitan mencari nama yang lebih buruk lagi untuk seorang penjaga gawang. Namun, berlawanan dengan namanya, mantan kiper Strasbourg ini berhasil menembus skuad Prancis di Piala Dunia 1978, bareng legenda sepakbola yang sekarang menjabat presiden UEFA, Michel Platini.
Honourable mentions
Danny Boffin (Belgia) – Winger: Sebuah nama yang menyiratkan kelebihan di sisi akademis -- boffin (sarjana), sesuatu yang cukup jarang dimiliki pesepakbola.
Zander Diamond (Aberdeen) – Bek tengah: Nama belakangnya benar-benar tak mendeskripsikan banderol harganya yang murah.
Ciro Immobile (Juventus) – Striker: Penyerang lambat dan canggung ini benar-benar sesuai dengan namanya.
Stephen Ireland (Aston Villa) – Gelandang: Tak lagi bermain untuk Republik Irlandia setelah pertikaian sengit dengan beberapa bos tim nasional. Menegaskan lebih memilih "menembak diri sendiri" daripada tinggal di negara kelahirannya.
Perry Kitchen (D.C. United) – Bek: Mungkin seharusnya dia menjadi koki saja.
Gol Gol Mebrahtu (Gold Coast United) - Striker: Walau punya nama menjanjikan, striker malang ini sama sekali belum pernah mencetak satu pun gol di Liga Australia.
Logan Pause (Chicago Fire) – Gelandang: Pemain tengah yang terkenal dengan gaya mainnya yang energik.
Jason Scotland (St. Johnstone) – Striker: Lama bermain di divisi utama Liga Skotlandia dan bisa saja mematenkan posisi starter di tim nasional Skotlandia... kalau saja ia tak lahir di Trinidad & Tobago.
Danny Shittu (QPR) – Bek: Sebenarnya lumayan bagus.
Ricardo Virtuoso (Columbus Crew) - Gelandang: Tak sejago kesan yang diberikan namanya, pemain 27 tahun ini masih berstatus tanpa klub sejak dilepas pada 2008.
Georgie Welcome (Monaco) – Striker: Penyerang asal Honduras ini bergabung dengan Monaco pada Januari lalu, beberapa bulan sebelum klub tersebut terdegradasi dan tak disambut lagi di Ligue 1 musim depan.
Sumber : goal.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar